
Jakarta - Timnas Indonesia terus menorehkan pencapaian gemilang di kancah internasional saat ini. Terdekat, tim Garuda akan bersaing di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada bulan Oktober 2025, menghadapi Arab Saudi dan Irak.
Artinya tinggal beberapa langkah lagi Timnas Indonesia mewujudkan impian tampil di ajang sebesar Piala Dunia 2026, jika berhasil melaju mulus menghadapi para pesaingnya.
Prestasi Timnas Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir bisa dikatakan mentereng. Tim Merah-Putih tidak hanya berbicara banyak di kawasan regional Asia Tenggara, namun hingga ke Asia dan dunia.
Timnas Indonesia tercatat berhasil lolos ke 16 besar Piala Asia 2023, kemudian bisa melaju ke semifinal dan perebutan tempat ketiga di ajang Piala Asia U-23 2024.
Selain melaju ke ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia juga dipastikan tampil pada ajang Piala Asia 2027. Rangkaian pencapaian itu tidak bisa dilepaskan dari program naturalisasi pemain yang dilakukan PSSI.
Gencar saat Diasuh STY

Program naturalisasi pemain yang masih punya garis keturunan sudah digalakkan PSSI sejak bertahun-tahun lamanya. Termasuk oleh PSSI di bawah kepemimpinan Shin Tae-yong memang gencar melakukan naturalisasi pemain keturunan untuk memperkuat Timnas Indonesia pada tahun 2020.
Program naturalisasi terus berlanjut hingga saat ini, atau setelah pergantian pelatih dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert pada awal tahun 2025. Dalam perjalanannya, STY punya pemain naturalisasi pertama adalah Jordi Amat, bek dengan segudang pengalaman di Eropa.
Jordi Amat resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada November 2022 dan langsung bermain untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2022. Jordi Amat berposisi sebagai bek dan sebelumnya memiliki kewarganegaraan Spanyol.
Setelah Jordi Amat, beberapa pemain naturalisasi lainnya juga bergabung dengan Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong, seperti Sandy Walsh, Shayne Pattynama, dan lainnya. Mereka semua memiliki peran penting dalam memperkuat timnas di berbagai kompetisi.
Ada banyak pemain berstatus naturalisasi di era STY, sebab sang pelatih asal Korea Selatan itu juga sudah lima tahun bekerja untuk Timnas Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Marc Klok, Sandy Walsh, Jordi Amat, Justin Hubner, Shayne Pattynama, Rafael Struick, Ivar Jenner, Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, Calvin Verdonk, Jens Raven, Maarten Paes, Kevin Diks, Eliano Reijnders, dan Mees Hilgers.
Berdampak Besar
Keberadaan pemain-pemain keturunan, membawa pengaruh cukup signifikan bagi kekuatan Timnas Indonesia. Selain performa pemain-pemain binaan Indonesia semacam Marselino Ferdinan atau Rizky Ridho yang bisa bersaing, pemain naturalisasi mendominasi skuad utama.
Beberapa hasil positif diraih Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong, salah satunya saat mengarungi Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tim Merah-Putih mencatat beberapa hasil apik seperti menahan imbang tuan rumah Arab Saudi (1-1) dan Bahrain (2-2). Kemudian menahan imbang Australia 0-0 dan membekuk tim langganan Piala Dunia Arab Saudi 2-0 di Jakarta.
Maarten Paes, Jay Idzes, Justin Hubner, Calvin Verdonk, Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, Rafael Struick selalu mengisi starting XI alias sulit tergantikan di susunan pemain Timnas Indonesia racikan STY.
Kemudian Timnas Indonesia melalui PSSI menunjuk sosok Patrick Kluivert, pesepak bola legendaris Belanda untuk menjadi pelatih kepala, menggantikan Shin Tae-yong.
Keputusan yang diambil PSSI adalah untuk menambah kekuatan Timnas Indonesia dalam memaksimalkan potensi pemain keturunan Indonesia-Belanda.
Tambah Lengkap di Era Patrick Kluivert

Timnas Indonesia di tangan Patrick Kluivert kemudian menambah beberapa pemain naturalisasi seperti Ole Romeny, Dean James, Emil Audero Mulyadi, dan Joey Pelupessy. Keempatnya bahkan sudah dijajal oleh sang pelatih di lanjutan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, dan tampil menjanjikan.
Paling menojol tentunya adalah Ole Romeny, striker berusia 24 tahun yang langsung nyetel dan mencetak tiga gol dari empat laga terakhir bersama Timnas Indonesia. Dean James bisa menjadi opsi di lini sayap kiri, Joey Pelupessy makin sulit tergantikan sebagai jenderal lini tengah, sementara Emil Audero bisa digunakan sebagai alternatif pengganti Maarten Paes.
Perpaduan pemain keturunan dengan pemain binaan Indonesia seperti Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, hingga Ricky Kambuaya semakin menambah kedalaman skuad dan karakteristik permainan Timnas Indonesia.
Secara jumlah pemain naturalisasi di Timnas Indonesia, era STY jauh lebih banyak mengingat sang pelatih bekerja lima tahun lamanya. Sementara Patrick Kluivert baru ditunjuk menangani skuad Garuda pada Januari lalu, atau memasuki bulan ketujuh.
Patrick Kluivert dikontrak sebagai pelatih Timnas Indonesia selama dua tahun dengan opsi perpanjangan kontrak dua tahun. Artinya masih cukup panjang dan banyak kesempatan bagi Timnas Indonesia mendatangkan pemain keturunan lagi di masa mendatang.